Mengenal Karya Seni Rupa Batik dalam Terapan Modern Nusantara dan Cara Membuatnya

Mengenal Karya Seni Rupa Batik dalam Terapan Modern Nusantara dan Cara Membuatnya - Hallo sahabat Sumber Bacaanku. Pada Artikel kali ini dengan judul "Mengenal Karya Seni Rupa Batik dalam Terapan Modern Nusantara dan Cara Membuatnya". Silakan baca dan ambil informasi di dalamnya. Mudah-mudahan isi postingan Artikel Pengetahuan, yang kami tulis ini dapat anda pahami dan bermanfaat.

Judul : Mengenal Karya Seni Rupa Batik dalam Terapan Modern Nusantara dan Cara Membuatnya
link : Mengenal Karya Seni Rupa Batik dalam Terapan Modern Nusantara dan Cara Membuatnya

Baca juga


Mengenal Karya Seni Rupa Batik dalam Terapan Modern Nusantara dan Cara Membuatnya

Motif Batik

Karya-karya seni rupa terapan (applied art) sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Benda tersebut mempunyai fungsi tertentu yang dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari (benda pakai). Benda tersebut juga mempunyai wujud yang indah dan menarik (benda hias). Misalnya, sebuah cangkir yang disajikan di meja tamu. Cangkir tersebut diciptakan oleh seniman atau perajin untuk mengejar dua maksud sekaligus, yaitu mengejar fungsi cangkir sebagai tempat minum (nilai pakai) dan mengejar kualitas keindahan cangkir (nilai artistik).

A. Jenis Karya Seni Rupa Terapan Modern Nusantara

Karya seni rupa terapan modern Nusantara adalah karya seni rupa terapan daerah yang sudah mendapat pengaruh unsur teknologi modern. Meskipun dipengaruhi teknologi modern, karya seni tersebut tidak meninggalkan nilai-nilai budaya yang ada di daerah tersebut.

Pengaruh teknologi modern terhadap karya seni rupa terapan terletak pada bahan, alat, dan teknik pembuatannya. Selain itu, karya seni dapat lebih mudah, lebih cepat, dan lebih banyak dihasilkan. Corak dan kualitasnya pun semakin bagus. Contoh, karya seni rupa terapan modern Nusantara, seperti: batik printing, keramik, perabot rumah tangga, reklame, dekorasi, dan bangunan.

B. Keunikan Karya Seni Rupa Terapan Modern Nusantara

Manusia dalam menciptakan karya seni bertitik tolak pada keindahan objek alam yang ditangkap oleh kepekaannya. Selanjutnya, keindahan objek yang ditangkap itu dapat memunculkan ide untuk diciptakan ke dalam bentuk karya seni. Proses penuangan ide menjadi karya seni dilakukan melalui penggunaan teknik dalam mengolah media seni.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan apresiasi terhadap  karya seni, di antaranya:

1.Tema

Adalah apa yang mau diangkat dalam karya seni tersebut? Apakah temanya memiliki nilai yang lebih sehingga dapat menimbulkan kesan bagi apresiator atau penikmat seni?

2. Bentuk-bentuk

Adalah apa yang mau diungkapkan dalam karya seni? Apakah berupa gambaran objek manusia, hewan, alam benda, dan tumbuh-tumbuhan? Apakah sebagian besar bentuk-bentuk tersebut diinspirasikan terhadap objek yang terdapat di alam dari pengalaman dan penghayatan si pencipta seni?

3. Bahan-bahan

Adalah apa saja yang dipakai untuk menciptakan karya-karya seni rupa modern? Apakah terbuat dari bahan alam atau bahan buatan? Bagaimana kualitas bahannya?

4. Teknik

Adalah apa saja yang dipakai untuk mengolah materi (bahan dan alat) seni? Bagaimana cara membuat karya seni rupa terapan modern dengan teknik tersebut? Apa kekurangan dan kelebihannya dari teknik tersebut?

5. Fungsi 

Apakah fungsi karya seni rupa tersebut? Apakah memiliki nilai seni (estetis)? Apakah dalam kehidupan sehari-hari karya seni tersebut bisa dipakai?

6. Makna

Adalah simbolik apa saja yang mau dikomunikasikan melalui karya seni tersebut? Apa makna simboliknya? Apakah penghayat seni (apresiator) mampu memahami maknanya?

Berikut ini adalah keunikan karya seni rupa modern Nusantara.

1. Kerajinan batik printing

Batik printing termasuk salah satu jenis batik cap. Batik ini merupakan jenis batik modern karena dibuat di pabrik menggunakan peralatan modern (mesin) dalam jumlah yang besar. Untuk menghasilkan selembar kain batik printing jauh lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan dengan kain batik tulis karena batik tulis dikerjakan secara tradisional yang dibuat secara manual. Meskipun demikian, dari segi kualitas batik tulis lebih unggul dibandingkan dengan batik printing. Motif dan bahan dari kedua jenis batik ini hampir sama. Meningkatnya permintaan bahan batik untuk busana non tradisional dan semakin tingginya biaya pembuatan batik tulis, mendorong berkembangnya batik printing.

2. Kerajinan logam

Bahan yang digunakan untuk membuat kerajinan logam adalah tembaga, besi, aluminium, perunggu, kuningan, perak, dan emas. Hasil karya kerajinan logam dapat diolah melalui beberapa teknik, antara lain:
  • dengan teknik patri: liontin, cincin. anting-anting, kalung, gelang, dan bros;
  • dengan teknik las: teralis jendela, pagar besi, dan tangga besi;
  • dengan teknik cor: asbak rokok, tempat lilin, dan hiasan dinding.

3. Reklame

Reklame ini merupakan salah satu jenis karya seni rupa terapan modem karena media yang digunakan untuk memengaruhi menggunakan teknologi modern seperti iklan-iklan di radio, tulis pada koran dan majalah, dan gambar pada slide yang diputar di bioskop dan televisi. Iklan, label, brosur, leaflet, buklet, dan katalog biasanya dibuat dalam ukuran kecil dan bahannya terbuat dari kertas. Jenis reklame ini diolah menggunakan teknik komputer supaya mendapatkan hasil yang lebih baik kemudian digandakan dengan teknik cetak offset atau fotokopi. Sedangkan plakat poster, papan nama, spanduk, baliho, logo dan bill-board dibuat dengan ukuran yang besar serta bahannya terbuat dari bahan yang tahan terhadap berbagai macam cuaca.

4. Desain

Pada zaman modern, segala bangunan dan benda yang dibutuhkan manusia pada umumnya merupakan karya desain, baik dengan pendekatan fungsional maupun pendekatan estetis. Desain bisa dipahami sebagai suatu kegiatan seni rupa yang lebih praktis, terutama dalam pembuatan peralatan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti: menata rumah, menulis, membuat pakaian, membuat meja, lemari, kursi, dan merancang iklan, menulis kaligrafi, atau membuat pernak-pernik perhiasan.

Ada beberapa macam desain, yaitu:
  • Desain grafis dapat menghasilkan rancangan seni rupa bentuk dua dimensi yang pengungkapan nilai estetis dan ekspresinya melalui media cetak, misalnya: brosur, poster, majalah, kartu ucapan, undangan, surat kabar, dan ilustrasi.
  • Desain arsitektur dapat menghasilkan rancangan seni rupa bentuk tiga dimensi yang diwujudkan dalam bentuk bangunan, misalnya: perkantoran, perumahan, terminal, pasar, rumah ibadah, monumen, tempat rekreasi, dan pabrik.
  • Desain interior menghasilkan rancangan seni rupa bentuk tiga dimensi yang diwujudkan dalam bentuk tata ruang bagian dalam gedung, misalnya: tata ruang hotel (auditorium, kamar-kamar, lobi, dan ruang resepsi), tata ruang rumah tinggal (kamar tidur, ruang tamu, kamar kecil, dan dapur), tata ruang rumah sakit (lobi, ruang tunggu, ruang operasi, apotek, kamar rawat inap, dan ruang konsultasi dokter), dan lain sebagainya.
  • Desain produk menghasilkan berupa rancangan seni rupa tiga dimensi yang diwujudkan ke dalam bentuk benda atau peralatan yang dapat menunjang aktivitas kita dalam kehidupan sehari-hari. misalnya: mebel, perhiasan, otomotif, alat tulis, perkakas rumah tangga, mainan, cenderamata, pakaian, alat-alat elektronik, dan barang kerajinan.

5. Grafis

Karya seni grafis yang diolah melalui teknik cetak. Proses kerja dalam seni grafis yang menggunakan teknologi modern yaitu cetak datar (lithograph/planografi) dan cetak sablon/saring (sefigraf).
  • Cetak datar menggunakan plat klise tanpa torehan. Hasilnya seperti fotokopi, cetak offset, dan cetak film.
  • Cetak saring menggunakan kain gasa (screen) pada bidang cetak. Alat dan bahan yang diperlukan untuk menyablon, antara lain: kain gasa (screen), kipas angin, hair dryer, penyemprot air (handsprayer), bingkai saring, catok, rakel, pelapis (coater), meja cetak, ulano X, perekat sintetik, tinta sablon, sabun colek, kaporit, screen laquer, dan pengencer. Semua media yang disebutkan di atas sudah menggunakan teknologi modern. Hasil dari cetak saring tersebut seperti gambar pada tekstil (sablon kain), poster, badge, spanduk, logo, dan gambar produk perusahaan.

6. Arsitektur

Arsitektur adalah seni merancang bangunan yang fungsional dan terkontruksi dengan baik, memiliki nilai ekonomis, dan nilai estetika. Arsitektur modern memiliki kebebasan untuk berkarya dan tidak dibatasi oleh simbol-simbol tertentu. Di dalam perkembangannya seni arsitektur modern  tersebut memadukan antara kekuatan, keindahan, dan kegunaan.

Dari segi bentuk dan coraknya, sebagian besar bangunan saat ini mengacu pada arsitektur modern seperti: cluster, minimalis, mediterania, dan lain-lain. Pun bahan bangunan yang digunakannya dipilih dari bahan yang kuat, tahan lama, dan kualitasnya lebih unggul seperti kayu jati, beton, marmer, baja, besi, dan lain-lain.

Selain sebagai tempat tinggal, juga berfungsi sebagai tempat bekerja (kantor), tempat rekreasi, tempat ibadah, tempat berbelanja, dan lain-lain. Hasil dari karya seni arsitektur modern, diantaranya seperti: apartemen, rumah ibadah, rumah tinggal modern, istana, hotel, gedung pencakar langit, gedung pertunjukan, tempat rekreasi, pertokoan, mall, monumen, museum, gerbang, tugu, stasiun, bandara, terminal bus, stadion, pabrik, dan jembatan.

C. Membuat Batik

1.  Pengertian Batik

Batik adalah gambar pola ragam hias atau lukisan ekspresif pada kain yang dibuat dari bahan pewarna (naphtol) dan lilin (malam) dengan canting, menggunakan teknik rekalatar. Jadi, membatik adalah suatu kegiatan dalam mewarnai kain dengan membuat motif-motif tertentu kemudian diproses melalui pelilinan menggunakan alat yang disebut canting.

Jenis-jenis batik berdasarkan teknik pembuatannya, yaitu:

a. Batik tulis
Batik tulis dibuat dengan cara manual dalam artian seseorang melukiskan atau menuliskan cairan malam pada kain sesuai dengan motif yang diinginkan menggunakan tangan satu per satu. Proses pembuatan batik tulis sangat rumit dan memerlukan waktu yang cukup lama. Pun mutunya akan lebih unggul dibandingkan jenis batik yang lain. Oleh karena itu, harga batik tulis relatif mahal.

b. Batik cetak
Batik cetak dibuat dengan teknik cetak. Batik cetak ini ada dua jenis, yakni:
  1. Batik stempel dibuat dengan menggunakan alat sejenis cap atau stempel yang dicelupkan ke dalam malam yang telah dicairkan. Batik stempel ini juga disebut sebagai batik cap.
  2. Batik printing dibuat di pabrik menggunakan peralatan yang modern (mesin) dalam jumlah yang besar.
Selain batik tulis dan batik cetak, juga dikenal batik jumputan dan batik prada. Batik prada merupakan jenis kain batik yang dilapisi oleh warna emas. Batik prada ini berkembang pesat di Pulau Bali, Jawa Tengah, dan Palembang. Kain prada ini biasanya dipakai untuk bahan pakaian adat tradisional dan kostum tari. Sedangkan untuk batik jenis jumputan dibuat dengan menggunakan teknik celup ikat. Dalam celup ikat ini perintangnya adalah karet gelang, tali, atau raffia sebagai pengikat. Pembuatan batik ini tidak menggunakan lilin, melainkan dengan mengikat kain mengunakan pengikat kemudian dicelupkan ke dalam pewarna.

Pada umumnya batik berfungsi sebagai busana. Pada masa kini batik itu tidak hanya digunakan sebagai pakaian (busana), tetapi juga untuk beragam pelengkap interior seperti: taplak meja, tirai, penutup tempat tidur, tas, sarung bantal, jok kursi, pelapis sofa, serta hiasan-hiasan dinding.

2. Motif Batik

Ragam motif/hias batik adalah susunan dari pola dan motif hias dengan menggunakan kaidah-kaidah tertentu pada suatu ruang atau bidang, sehingga menghasilkan suatu bentuk yang indah. Jenis hias batik ini dapat dibedakan menjadi tiga motif, yakni:
  • Motif non-geometris berupa tumbuhan, binatang, dan manusia.
  • Motif benda mati berupa air, api, angin, awan, matahari, batu, dan gunung.
  • Motif geometris berupa pilin ganda, tumpal, meander, kawung, dan swastika.
Di Jawa motif batik ini dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu:

a. Motif batik keraton
Batik keraton yaitu batik yang berkembang dan tumbuh di dalam lingkungan masyarakat keraton, terutama keraton di Jawa Tengah. Berbagai jenis hias batik keraton dibuat berdasarkan filsafat kebudayaan Jawa, bersandar kepada nilai-nilai pemurnian diri dan spiritual. Batik keraton ini lebih cenderung bernuansa tertib, tetapi sarat dengan nilai dan bermakna spiritual, serta melambangkan alam semesta. Misalnya, motif sawat yang melambangkan air, dan motif burung melambangkan angin atau dunia atas. Motif batik dari Yogyakarta dan Surakarta termasuk jenis batik keraton.

b. Motif batik pesisiran
Batik pesisiran adalah kain batik yang berasal dari luar benteng keraton. Motif batik pesisiran ini banyak dipengaruhi oleh ragam hias batik yang berasal dari kebudayaan orang asing, terutama Cina. Bentuk gambarnya yang naturalis serta warna-warnanya yang sering dipakai adalah merah, biru, cokelat, dan kuning. Batik pesisiran yang terkenal adalah batik dari daerah Gresik, Tuban, Sidoarjo, Madura, Lasem, dan Cirebon.

3 . Bahan dan Alat Batik

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membatik:
  • Mori, adalah bahan yang digunakan untuk membatik. Jenis kain bisa dari bahan sutra atau katun. Biasanya kain masih dalam keadaan polos.
  • Malam, adalah sejenis lilin yang bentuknya keras serta warnanya agak kekuning-kuningan.
  • Naphtol, adalah pewarna untuk membatik. Warna yang sering digunakan adalah warna cokelat, biru, kuning, hitam, dan merah.

Alat-alat untuk membatik terdiri dari:
  • Gawangan, digunakan untuk mempermudah dalam membentangkan kain saat akan dibatik.
  • Canting, merupakan alat utama dalam membuat batik tulis. Benda yang terbuat dari tembaga inilah yang akan melukiskan cairan malam pada kain sesuai motif yang kita inginkan. Canting terbuat dari tembaga karena tipis dan tembaga sifatnya ringan, mudah dilenturkan, serta kuat. Canting memiliki carat dengan tangkai yang terbuat dari bahan bambu yang terdiri dari mangkuk kecil. Carat ini memiliki berbagai jenis ukuran yang tergantung dari kecil-besarnya titik-titik dan halus tebalnya pada garis-garis yang akan dilukis. Kegunaan mangkuk kecil adalah sebagai tempat cairan malam.
  • Wajan, ada yang terbuat dari tanah liat atau logam. Wajan ini guna sebagai tempat untuk mencairkan malam selama proses membatik dilakukan. Wajan yang digunakan sebaiknya memiliki tangkai agar mudah diangkat.
  • Anglo, digunakan sebagai alat perapian yang terbuat dari tanah liat untuk mencairkan malam. Saat ini orang bisa menggunakan kompor yang kecil sebagai pengganti anglo.
  • Kipas, terbuat dari anyaman bambu. Jika kita membatik menggunakan anglo, kipas ini biasanya akan digunakan untuk membesarkan api.

4. Pola Rancang Batik

Desain batik yang dibuat adalah berdasarkan ragam hias Nusantara yang menggambarkan manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan alam sekitar. Pada bagian ini ada yang disebut desain batik konstruktif dan desain batik non-konstruktif. Pada batik konstruktif, unsur garis sangat menonjol, seperti: motif kawung dan motif batik parang rusak. Sementara batik non-konstruktif cenderung bermotif dekoratif, irama garis, pewarnaan, dan komposisi. Motif batik lung-lungan dan motif batik sido mukti adalah contohnya.

Bentuk stilir motif parang rusak pada batik Surakarta dan Yogyakarta mempunyai nama-nama tersendiri, misalnya: bentuk mlinjon, mata gareng, alis-alisan, gogan, bagongan, dan sirap kendela. Parang artinya karang yang rusak atau cacat. Motif ini menggambarkan bentuk karang yang kehilangan bentuknya (rusak) dan melambangkan sesuatu yang ganjil dan tidak pada tempatnya.

5. Membuat Batik

Berikut ini adalah langkah-langkah membuat batik tulis.

a. Tahap perancangan
Ada beberapa hal yang harus dilakukan pada tahap ini, antara lain:
  • Corak
    Siapkan pola ragam hias corak tekstil Nusantara, kemudian pola tersebut disalin di atas kertas. Kemudian menentukan warna yang akan dipakai untuk mewarnai corak tersebut.
  • Bahan dan alat
    Bahan dasar tekstil ini harus sesuai dengan teknik yang akan digunakan. Untuk teknik pencelupan yang dingin, maka diperlukan kain yang terbuat dari serat alam seperti: rayon, katun, atau sutra. Pencelupan dingin ini harus menggunakan pewarna yang sintetis seperti: rapid, naphtol, dan indigosol. Sebagai bahan perintang digunakan parafin atau malam. Canting atau kuas merupakan alat utama yang diperlukan untuk teknik membatik jenis tulis ini. Selain itu, perlu juga disiapkan anglo dan wajan untuk malam, wadah untuk pewarnaan kain, kompor dan panci untuk menghilangkan malam, serta gawangan untuk membentangkan kain.
b. Tahap pembatikan
Sebelum pola batik diterapkan, kain yang akan dibatik dicuci terlebih dahulu, baiknya dengan sabun supaya lebih bersih. Tujuan dari pencucian kain ini adalah untuk melepaskan zat kimia yang menempel pada kain, sehingga nantinya kain dapat menyerap warna dengan baik. Kemudian siapkan wajan dan anglo yang berisi malam. Sebelum itu kain yang akan dibatik harus kering serta permukaannya licin. Untuk mempermudah membatik, gantunglah kain tersebut pada gawangan.

c. Tahap penyelesaian
  • Pelepasan malam
    Setelah proses pewarnaan selesai, maka dilakukan pelepasan malam dengan cara merebus kain dalam air mendidih. Kemidan kain digerak-gerakkan menggunakan dua buah tongkat kayu supaya malam mudah lepas dari kain. Proses ini dikenal juga dengan nama istilah nglorod.
  • Proses penguatan warna
    Supaya warna tidak mudah luntur, maka dilakukan proses penguatan warna dengan cara merendam kain ke dalam larutan sodium sulfat dan soda abu yang dicampur dengan air. Setelah itu, kain dicuci sampai bersih. Kemudian kain dikeringkan dan diangin-anginkan. Setelah kering, haluskan permukaan kain dengan cara disetrika.


Demikianlah Artikel Mengenal Karya Seni Rupa Batik dalam Terapan Modern Nusantara dan Cara Membuatnya

Sekian artikel tentang "Mengenal Karya Seni Rupa Batik dalam Terapan Modern Nusantara dan Cara Membuatnya". Mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk Anda semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Mengenal Karya Seni Rupa Batik dalam Terapan Modern Nusantara dan Cara Membuatnya dengan alamat link https://sumberbacaanku.blogspot.com/2016/09/mengenal-karya-seni-rupa-batik-dalam-terapan-modern-nusantara-dan-cara-membuatnya.html

Tambahkan Komentar
EmoticonEmoticon